Suka Duka Seorang Mekanik Bengkel Motor di Kampung
Assalamu'alaikum wr, wb
Selamat datang di blog saya. Kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita tentang pengalaman pulang kampung setiap kali saya libur kerja. Setiap pulang, ada satu tempat yang hampir selalu saya datangi: bengkel motor milik paman saya. Beliau sudah menggeluti dunia mekanik sejak tahun 90-an, dan sampai sekarang bengkel kecil di depan rumahnya itu masih tetap ramai didatangi pelanggan.
Tentang Kebiasaan Saya Saat Pulang Kampung
Daripada liburan hanya diam di rumah tanpa kegiatan, saya lebih memilih menghabiskan waktu di bengkel paman. Selain menambah wawasan tentang dunia otomotif, suasananya juga membuat saya merasa kembali ke masa kecil.
Setiap pagi ketika saya sampai, biasanya paman baru selesai membuka rolling door bengkelnya. Kadang saya lihat sudah ada beberapa motor yang menginap dari hari sebelumnya. Nah, di situlah saya mulai ikut-ikutan bantu beliau. Sebenarnya bukan membantu sih… lebih tepatnya bantu ngerepotin. 😂 Mulai dari megangin motor biar nggak jatuh, ngambil kunci-kunci, sampai sekadar nyalain kompresor — semua saya lakoni.
Setiap pagi ketika saya sampai, biasanya paman baru selesai membuka rolling door bengkelnya. Kadang saya lihat sudah ada beberapa motor yang menginap dari hari sebelumnya. Nah, di situlah saya mulai ikut-ikutan bantu beliau. Sebenarnya bukan membantu sih… lebih tepatnya bantu ngerepotin. 😂 Mulai dari megangin motor biar nggak jatuh, ngambil kunci-kunci, sampai sekadar nyalain kompresor — semua saya lakoni.
Pelajaran dari Paman: Menjadi Mekanik dengan Hati
1. Menyukai Bidang yang Ditekuni
Saat saya bertanya apa syarat utama jika ingin membuka bengkel sendiri, paman menjawab dengan santai:
“Kerja itu kalau tidak dijalani dengan hati, kamu akan cepat tertekan.”
Menurut beliau, jadi mekanik itu gampang-gampang susah. Gampang kalau dijalani dengan rasa suka. Susah kalau dilakukan setengah-setengah. Apa pun pekerjaannya, harus dimulai dengan rasa cinta terlebih dahulu agar bisa bertahan lama.
“Kerja itu kalau tidak dijalani dengan hati, kamu akan cepat tertekan.”
Menurut beliau, jadi mekanik itu gampang-gampang susah. Gampang kalau dijalani dengan rasa suka. Susah kalau dilakukan setengah-setengah. Apa pun pekerjaannya, harus dimulai dengan rasa cinta terlebih dahulu agar bisa bertahan lama.
2. Hobi yang Dijadikan Pekerjaan
Paman bilang bahwa pekerjaan akan terasa ringan jika kita menjadikannya sebagai hobi. Namun menjadi mekanik kampung itu ada tantangannya sendiri.
Sebagian besar motor yang datang adalah motor keluaran lama. Di sini dibutuhkan ketelitian ekstra. Kerusakan motor tua kadang datang dari berbagai sisi. Mekanik harus sabar menghadapi kondisi seperti itu, karena tiap motor punya “karakter”, dan tiap pemilik juga berbeda-beda.
Sebagian besar motor yang datang adalah motor keluaran lama. Di sini dibutuhkan ketelitian ekstra. Kerusakan motor tua kadang datang dari berbagai sisi. Mekanik harus sabar menghadapi kondisi seperti itu, karena tiap motor punya “karakter”, dan tiap pemilik juga berbeda-beda.
3. Kesabaran adalah Kunci
Selain kemampuan teknis, mekanik harus pintar mengatur emosi. Ada kalanya pelanggan datang saat kita sedang ada masalah pribadi, tapi tetap harus terlihat profesional.
Pelanggan harus diprioritaskan, karena mereka adalah sumber kepercayaan yang harus dijaga.
Contohnya, terkadang ada komponen motor yang harus diganti karena sudah rusak parah, tapi si pemilik enggan menggantinya karena harga mahal. Mereka meminta “diakali saja”. Padahal kita tahu hasilnya tidak akan bertahan lama. Namun sebagai mekanik, paman harus tetap mengikuti permintaan mereka, selama masih aman dan tidak membahayakan.
Contohnya, terkadang ada komponen motor yang harus diganti karena sudah rusak parah, tapi si pemilik enggan menggantinya karena harga mahal. Mereka meminta “diakali saja”. Padahal kita tahu hasilnya tidak akan bertahan lama. Namun sebagai mekanik, paman harus tetap mengikuti permintaan mereka, selama masih aman dan tidak membahayakan.
Kondisi Bengkel Kampung vs Kota
Paman juga menjelaskan bahwa bekerja sebagai mekanik di kota berbeda dengan di kampung.
Di kota, waktu sangat diperhatikan. Orang membawa motor saat istirahat makan siang, dan berharap motor selesai tepat waktu. Kalau mekanik memakai cara “diakali” atau membutuhkan waktu lama, pelanggan biasanya tidak mau menunggu.
Di kampung lain lagi. Pelanggan lebih fleksibel, tapi kadang justru membuat mekanik harus keluar modal dulu. Ada yang mengambil motor tapi membayar kurang, bahkan kadang lupa bawa uang. Jadinya terpaksa dihutang dulu — baik jasa maupun onderdilnya.
Di kampung lain lagi. Pelanggan lebih fleksibel, tapi kadang justru membuat mekanik harus keluar modal dulu. Ada yang mengambil motor tapi membayar kurang, bahkan kadang lupa bawa uang. Jadinya terpaksa dihutang dulu — baik jasa maupun onderdilnya.
Sisi Indahnya: Pelanggan Setia & Kepuasan Batin
Di tengah semua suka duka itu, paman bilang bahwa menjadi mekanik justru membuatnya merasa bahagia. Selain bisa membantu orang, pekerjaan ini juga menghidupi keluarganya.
Banyak pelanggan lama yang tetap datang kembali, bukan hanya karena paman ahli, tapi karena mereka percaya. Kepercayaan itu yang selalu paman jaga. Baginya, bekerja sambil terus belajar adalah cara agar tidak tertinggal oleh perkembangan.
Banyak pelanggan lama yang tetap datang kembali, bukan hanya karena paman ahli, tapi karena mereka percaya. Kepercayaan itu yang selalu paman jaga. Baginya, bekerja sambil terus belajar adalah cara agar tidak tertinggal oleh perkembangan.
Saat jam makan siang tiba dan saya hendak pamit, bulek tiba-tiba muncul membawa sepiring nasi dan lauk lengkap.
“Iki le, mangan sek. Wis mangan, baru mulih,” katanya.
Sungguh suasana kampung yang selalu membuat rindu. Penuh kehangatan dan kesederhanaan.
Dari pengalaman bersama paman ini saya belajar satu hal penting:
apa pun profesinya, jika kita menikmatinya dan menjalankannya dengan cinta, maka kita akan bertahan lama dan terus berkembang.
Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bahwa mencintai pekerjaan sendiri itu penting. Karena dari situ kemampuan, ketelitian, dan keikhlasan akan tumbuh dengan sendirinya.
Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bahwa mencintai pekerjaan sendiri itu penting. Karena dari situ kemampuan, ketelitian, dan keikhlasan akan tumbuh dengan sendirinya.
Artikel oleh ABM — Panduan teknis