"Sebuah kisah nyata tentang perjuangan otodidak untuk belajar di dunia otomotif.”
Perjalanan hidup sering kali tidak bisa kita prediksi. Dulu, aku hanyalah seorang pemuda biasa, merantau ke Surabaya, bekerja sebagai kuli bangunan. Hidupku sederhana, sehari-hari hanya fokus untuk mencari penghasilan agar cukup untuk makan dan kebutuhan dasar. Masa depan? Masih kabur, belum ada bayangan jelas, bahkan mimpi pun terasa jauh.
Rasa Ingin Belajar yang Tumbuh Tak Terduga
Suatu hari, secara tidak sengaja, pandanganku tertuju ke sebuah bengkel motor. Aku melihat para montir sibuk memperbaiki motor, tangan mereka cekatan, wajah mereka fokus. Ada sesuatu yang menggerakkan hatiku: "Aku ingin belajar seperti mereka." Tapi seketika muncul keraguan. Bagaimana aku bisa masuk ke dunia itu? Aku tidak punya jalur, tidak punya pendidikan kejuruan, bahkan ijazah formalku hanya sebatas SMP/MTS.
Namun, keraguan itu tidak menghentikan tekadku. Aku memutuskan untuk mencoba, meskipun tanpa modal apa pun selain semangat dan keberanian. Setiap hari, setelah bekerja sebagai kuli bangunan, aku berjalan kaki menelusuri jalan demi jalan, mencoba mendekati bengkel-bengkel, menawarkan diri untuk belajar. Aku mengamati montir dengan seksama, mencatat dalam pikiran setiap gerakan mereka, meskipun tak ada yang mengajarkanku langsung.
Penolakan Demi Penolakan dan Bantuan Tak Terduga
Penolakan demi penolakan itu membuatku capek, baik secara fisik maupun mental. Beberapa kali aku kelelahan setelah berjalan jauh, uang saku dari hasil kerja habis untuk transportasi atau makan seadanya. Namun, ada satu hal yang terus membuatku bergerak maju: rasa ingin belajar dan semangat untuk mencoba.
Di tengah perjalanan itu, ada satu kejadian yang membuatku tersadar akan kekuatan kebaikan orang lain. Saat merasa lelah, aku bertemu seseorang yang sedang berjualan es. Dia melihat kelelahan dan kelaparan yang ku alami. Kami pun bercerita, dan aku menceritakan keinginanku untuk belajar di bengkel. Dengan ramah, dia menyarankan beberapa bengkel di sekitar jalan Raden Saleh yang bisa dicoba. Meski beberapa tempat tetap menolak, aku tidak menyerah. Nasihatnya sederhana tapi berkesan: “Coba terus, jangan berhenti walau ditolak.”
Kesempatan Datang dari Tempat Tak Terduga
Hingga suatu hari, secara kebetulan, aku bertemu seorang montir yang sedang membersihkan area bengkel. Dengan gugup, aku bertanya, “Bang, ada lowongan atau kesempatan untuk belajar?” Dia menatapku sejenak dan bertanya, “Kamu bisa apa?” Aku menjawab jujur, “Belum bisa apa-apa, lulusan SMP saja.”
Mungkin karena melihat ketulusan dan semangatku, dia memutuskan untuk mengenalkanku pada bosnya. Tanpa aku sangka, aku diterima. Bayangkan, dari nol, tanpa pengalaman atau keahlian apa pun, aku mulai belajar di dunia yang sama sekali baru bagiku. Saat itu aku merasa lega sekaligus takut, karena tanggung jawab untuk belajar itu begitu besar.
Awal yang Tidak Mudah dan Pembuktian Diri
Awal-awal tentu tidak mudah. Jarak dari tempat tinggal ke bengkel cukup jauh, sehingga aku harus bekerja dari pagi hingga malam karena sistem shift yang mengharuskan karyawan bergantian. Banyak kali aku pulang dalam kondisi lelah, kaki pegal, tapi hati tetap semangat. Aku belajar dari hal-hal paling dasar: mengenal alat, memahami komponen motor, hingga akhirnya mencoba memperbaiki motor di bawah pengawasan.
Setiap kali gagal, aku mengingat kembali penolakan yang ku alami dan nasihat orang yang menolongku. Kesalahan menjadi pelajaran berharga. Aku mencoba memahami setiap instruksi, mencatat mental setiap tips dari montir senior, dan mempraktikkannya berulang-ulang. Perlahan, aku mulai bisa memahami pola kerja, cara memperbaiki kerusakan kecil, hingga melakukan perbaikan lebih kompleks.
Hasil dari Konsistensi dan Ketekunan
Setahun berlalu, kerja keras dan konsistensi itu mulai membuahkan hasil. Aku mulai dipercaya menangani pekerjaan sendiri. Dari seorang pemula yang tidak tahu apa-apa, kini aku bisa berdiri dan bekerja dengan percaya diri. Perjalanan itu mengajarkanku satu hal penting: modal terbesar bukan ijazah atau gelar, tapi tekad, keberanian untuk mencoba, dan kemauan untuk belajar tanpa lelah.
Setiap motor yang berhasil kuperbaiki, setiap pelanggan yang puas, menjadi bukti nyata bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Aku mulai bisa membimbing teman-teman yang baru belajar, membagikan ilmu yang kuperoleh dari pengalaman pahit dan penuh perjuangan.
Pesan untuk Semua yang Merasa Ragu
Pengalaman itu juga membuatku selalu mengingat perjalanan hidupku ketika membimbing anak-anak yang belajar denganku. Aku selalu menekankan agar mereka sungguh-sungguh memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Jangan takut memulai dari nol, jangan malu belajar dari dasar, karena yang terpenting adalah kemauan dan konsistensi.
Kisah ini bukan sekadar tentang aku, tetapi tentang pesan untuk siapa saja yang merasa ragu atau tidak memiliki modal besar. Jangan takut memulai dari nol. Jangan khawatir soal ijazah atau pengalaman. Yang penting adalah kesungguhan hati, kemauan untuk belajar, dan keberanian untuk mencoba. Semua hal itu, meskipun terlihat kecil, bisa menjadi langkah awal menuju kesuksesan yang lebih besar.
Hidup memang tidak selalu mudah, tapi perjuangan selalu memberi hasil. Tidak ada yang instan, tapi setiap usaha akan membuahkan pengalaman, keahlian, dan kepercayaan diri. Dari seorang kuli bangunan yang belum tahu apa-apa, kini aku berdiri di jalanku sendiri, siap membimbing orang lain, dan selalu mengingat satu hal: mulailah dari mana pun kamu berada, selama ada tekad, tidak ada yang mustahil.
Semoga kisah ini menginspirasi siapa saja yang sedang berjuang untuk memulai dari nol. Ingat, langkah pertama adalah kunci dari segala pencapaian.
Begitulah secuil perjalananku.
<TTD Bangali>
.webp)