Gambar: Komponen pulser dan magnet sebagai penentu timing pengapian.
Cara Kerja Pulser pada Motor dan Pengaruhnya terhadap Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada sepeda motor modern sangat bergantung pada presisi waktu atau timing. Salah satu komponen utama yang memegang peranan ini adalah Pulser atau sering disebut sebagai pickup coil. Meskipun bentuknya kecil, pulser merupakan otak pertama yang memberikan informasi posisi piston ke CDI atau ECU.
Fungsi Utama Pulser
Secara teknis, pulser berfungsi sebagai sensor posisi poros engkol (crankshaft). Komponen ini bekerja dengan cara mengirimkan pulsa listrik atau sinyal tegangan rendah setiap kali tonjolan (pick-up) pada magnet melewatinya. Sinyal inilah yang menjadi acuan CDI/ECU untuk:
- Menentukan kapan koil harus memercikkan bunga api ke busi.
- Mengatur derajat pengapian agar sesuai dengan putaran mesin (RPM).
- Memastikan sinkronisasi antara langkah kompresi dan ledakan di ruang bakar.
Data Spesifikasi Pick-up Pulser Motor
Penting untuk diketahui bahwa setiap pabrikan memiliki standar panjang tonjolan magnet yang sangat spesifik. Berikut adalah tabel acuan data murni untuk berbagai tipe motor:
| Merk / Tipe Motor | Pick-up (mm) | Sinyal | Sist. |
|---|---|---|---|
| HONDA SERIES | |||
| Supra / Legenda | 11.3 | Single (+) | AC |
| Kirana | 14.0 | Single (+) | DC |
| Mega Pro | 15.4 | Single (+) | DC |
| Tiger 2000 / Phantom | 24.0 | Single (+) | AC |
| Kharisma / CS1 / Beat / Vario | 38.0 | Single (+) | DC |
| Sonic 125 / CBR | 38.0 | Single (-) | DC |
| YAMAHA SERIES | |||
| Vega-R / F1ZR / Jupiter Z | 57.5 | Double (+) | AC/DC |
| Jupiter MX | 57.5 | Double (+) | DC |
| RX King | — | Single (+) | AC |
| SUZUKI SERIES | |||
| Shogun 110 / Smash | 14.0 / 16.0 | S/D (+) | DC |
| Shogun 125 / Satria 120R | 30.0 | S/D (+) | DC |
| Satria 150 F | 39.0 | Double (+) | DC |
| Spin / Sky Wave | 41.7 | Single (-) | DC |
| Thunder 125 / 250 | 47.0 / 70.7 | Single (+) | DC |
Kesimpulan & Peringatan Teknis
Memahami spesifikasi pulser bukan sekadar soal bentuk fisik, melainkan soal presisi data elektronik. Penggunaan komponen yang tidak sesuai standar dapat mengakibatkan mesin sulit hidup, panas berlebih (overheat), hingga kerusakan permanen pada unit CDI atau ECU.